Rabu, 14 Oktober 2015

KULINER JAKARTA SELATAN


Kedai
NASI GORENG BANG JEN
Nasi Goreng Bang Jen: Gurih menggoyang lidah
oleh : Hans Henricus Benedictus | Selasa, 14 Februari 2012 | 08:15 WIB
Nasi Goreng Bang Jen: Gurih menggoyang lidah
Siapa tak kenal nasi goreng? Ya, salah satu produk kuliner paling beken di Tanah Air yang sering menjadi menu sarapan dan makan malam. Kudapan ini sangat cocok di lidah orang Indonesia.
Tak perlu heran, banyak penjaja nasi goreng di negara kita, dari kelas kakilima hingga resto di hotel bintang lima. Tapi, hanya sedikit racikan nasi goreng yang mempunyai cita rasa istimewa yang melekat di lidah.
Salah satunya adalah Nasi Goreng Bang Jen yang terletak di Jalan Ciledug Raya, Cipulir, Jakarta Selatan. Mencari lokasi kedai ini gampang saja, kok. Jika datang dari arah Blok M, Anda mesti melewati flyover Pasar Kebayoran Lama. Patokan berikutnya adalah Carrefour Express, kemudian halte Cipulir yang ada di kiri jalan.
Nah, sekitar 50 meter dari halte Cipulir, Anda bakal menjumpai Nasi Goreng Bang Jen di kiri jalan. Nama kedai dan menu masakan tertera pada spanduk yang menutupi gerobak.
Luas warung ini sekitar 8 meter x 4 meter. Di dalamnya ada dua meja panjang yang menempel ke tembok plus bangku plastik. Kedai yang buka jam setengah lima sore dan tutup jam satu dinihari ini mampu menampung 30 pengunjung sekaligus. Namun, kalau sedang ramai pengunjung, biasanya selepas magrib, pembeli lebih memilih makan di dalam mobilnya masing-masing.
Zaini, sang pemilik kedai yang akrab dipanggil Bang Jen, berkisah, awalnya, ia belajar masak dan meracik bumbu nasi goreng saat masih ikut Ibu Cicih, mertuanya, berjualan di kawasan Kebayoran Lama selama enam tahun. “Waktu itu, saya yang jadi tukang masaknya,” ujar pria asal Pekalongan, Jawa Tengah ini.
Setelah mahir, pada 1991, Zaini membuka warung tenda di Jalan Ciledug Raya selama 3 tahun. Lalu, di 1995, dia menyewa sebuah kios yang menjadi tempatnya berdagang nasi goreng sampai sekarang.
Keputusan Zaini membuka kedai sendiri memang tepat. Konsumen yang sejak awal menikmati racikan nasi gorengnya saat menjadi tukang masak di warung mertua, memilih Nasi Goreng Bang Jen. “Mereka cocok dengan masakan Bapak,” kata Ahmad Saefudin, anak sulung Zaini yang membantu berjualan.
Penasaran dengan rasanya? Buruan pesan. Ada lima menu nasi goreng di kedai ini. Ada nasi goreng ayam, nasi goreng kambing, nasi goreng ati ampela, nasi goreng petai, dan nasi goreng telur dadar atau ceplok. Jadi, tinggal pilih saja sesuai selera.
Kalau mau kombinasi juga bisa, lo. Contohnya, nasi goreng ayam petai. Anda juga bisa memesan nasi goreng daging ayam dan kambing serta ati ampela dicampur nasi, atau menjadi topping nasi goreng.
Harganya? Tenang, murah saja, kok. Satu porsi nasi goreng ayam hanya Rp 10.000, nasi goreng kambing Rp 18.000, nasi goreng ati ampela Rp 15.000, nasi goreng petai Rp 10.000, dan nasi goreng telur dadar atau ceplok Rp 12.000. Oh, iya, kedai ini juga menjual mi goreng dan mi rebus seharga Rp 10.000.
Tidak berminyak
Enggak pakai lama, nasi goreng bertabur bawang goreng di atasnya segera terhidang di atas meja. Aroma yang meruap langsung membangkitkan selera makan. Begitu sesendok nasi masuk ke dalam mulut, langsung menggoyang lidah.
Rasa gurihnya begitu terasa di lidah. Nasinya juga pas, tidak terlalu pulen dan perah. Dan, hebatnya, Nasi Goreng Bang Jen tidak terasa berminyak. Alhasil, Anda pasti tidak bisa berhenti menyuap hingga semua nasi goreng yang ada di piring tandas tak bersisa. Bagi yang memesan nasi goreng kambing, dagingnya betul-betul empuk dan tidak bau perengus.
Untuk menambah kesegaran, Anda bisa menambahkan acar sesuka hati. Di atas meja, tersedia tiga macam acar, yaitu acar mentimun, acar bawang merah, serta acar cabai. Sebagai teman menyantap nasi goreng, ada pula emping yang rasanya gurih dan renyah.
Salah satu rahasia kelezatan nasi goreng bikinan Zaini terletak pada bumbunya yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, kemiri, dan udang kering. Proses pembuatannya, bawang merah, bawang putih, dan kemiri digiling hingga halus. Sedang udang kering diblender sampai menjadi bubuk.
Agar pembeli tidak terlalu lama menunggu pesanannya, Zaini memasak nasi goreng dalam dua tahap. Sekali masak, ia membuat nasi goreng yang sudah bercampur telur ayam untuk 40 porsi sekaligus.
Tahap awal pemasakan, nasi goreng sama sekali belum dibubuhi kecap dan penyedap rasa termasuk isinya, yakni daging ayam, daging kambing, ati ampela, dan petai. “Nasi gorengnya masih polos,” tutur Ahmad. Kemudian, nasi dibagi rata ke dalam 10 piring. Setiap piring untuk empat porsi.
Nah, pada tahap kedua, Bang Jen memasak kembali nasi goreng polos ini sesuai selera pembeli. Misalnya, nasi goreng ayam dan nasi goreng kambing. Atau, nasi goreng tanpa penyedap rasa dan kecap. Walhasil, waktu untuk menunggu pesanan tidak terlalu lama.
Dalam sehari, Zaini bisa menjual sekitar 400 porsi nasi goreng. Untuk itu, ia menghabiskan kurang lebih sebanyak 60 kilogram (kg) beras, 7 potong dada ayam, 500 tusuk daging kambing, 80 ati ampela, serta 3 kg petai.
Sumber Mingguan KONTAN, Edisi 13 - 19 Februari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar